March 31, 2010

Adakah anda seorang yang berani????...








Saya tak berani nak komen!!!!!bila melihat gambar2 ni....berjilid soalan dan persoalan mendepani komen saya>>>

March 23, 2010

Cerita Mini

Mari kita mengenyitkan dahi sejenak dengan cerita mini ini. Mari sama-sama mengeletek sedar kita bahawa berapalah harga diri kita sebagai muslim sebenarnya. Mari ajak minda berfikir diluar kota sejenak demi mencari eri dan nilai diri. Hemmm…kadang2 payah untuk kita beli sebuah cermin besar utuk menilik cara hidup kita yg bergelar muslim ini.Ceritanya begini.

Ada seorang jejaka sedang asyik dilamun cinta. Tapi cintanya ini agak menyimpang dari normal biasa dimana dia mencintai seorang gadis yg bukan muslim. Namun api cinta manakan kenal dengan batasan agama, bangsa dan darjat. Apabila kehangatannya mulai membakar jiwa hanya jinjang pelamin sahajalah muaranya. Alkisah,Kira-kiranya cinta jejaka ini dihalang oleh kedua orang tuanya. Maka memberontaklah jejaka itu kerana hasratnya bakal terhalang. Setelah melalui tribulasi tabiat cinta terhalang itu, akhirnya si ayah memberikan jalan dengan berkata pada anaknya…”baiklah ayah izinkan kamu kahwini dia..tetapi dengan syarat gadis itu mesti memahami Islam dulu dan pelajari sedalam2nya agma Islam ini”. Jejaka itu persis tersenyum dengan wasilah yg diajukan ayahnya itu. Wahh… gembira betul dia kerana jalan keluar bias tertancap. Maka ayahnya berikan semua buku2 tentang islam dari dalam laibry rumahnya kepada gadis itu. Gadis itu balik dengan timbunan kitab sambil berkata “berikan masa kepada saya 4 bulan untuk hadamkan semua buku2 ini”.

Maka bergembiralah sijejaka itu dengan apa yg terjadi didepan matanya… akan tersuratlah juga hasratnya utk memiliki gadis idamannya itu suatu hari nanti. Tetapi hatinya amat berat dan kebas sekali kerana 4 bulan adalah suatu penantian yg amat lama dan menyiksakan. Tetapi apakan daya-upayanya…4 bulan terasakan bagai 40 tahun lamanya…he he bagi orang bercinta begitulah!!!.

Setelah 4 bulan berlalu…maka tibalah hari yg dijanjikan. Dijmputlah gadis itu kerumahnya penuh penghormatan. Bertemulah dua beranak itu dengan sigadis itu. Debaran jejaka tak tertahan lagi menananti jawaban dari sigadis itu. Si ayah terus beranikan diri untuk berterus terang…’Bagaimana jawaban kamu nak?...sudahkah kamu memahami Islam dengan semua buku2 itu?”. Tanya si Ayah penuh harap. Anak mudanya juga nampak kurang sabar utk mendengar jawaban dari gadis pujaannya yang sudah kelihatan berubah sekali wataknya. Nampaknya sinar harapan adalah milik2nya pada hari ini. Saat itu juga gadis itu menjelaskan dengan berani…”pakcik saya telah menemui Islam dalam semua buku2 ini, syukurlah. Terimakasih kerana menghadiahkan kepada saya sehingga saya menemui jalan yg lurus ini. Moga allah merahmati pak cik sekeluarga…tetapi maafkan saya, kerana saya tidak dapat menerima anak pak cik”. Jawaban itu seolah memecahkan dada si jejaka anaknya. Tetapi dalam keresahan si ayah dan wajah hampa pemuda itu, Si ayah bertanya…”kenapa kamu menolaknya ?. si gadis itu menjawabnya dengan tegas, “kerana saya tidak menemui ISLAM pada diri anak pak cik!!!..bagaimana saya harus menerima dia".

Saya tinggalkan persoalan untuk anda berikan komen!!!...

March 7, 2010

Makna Sebuah Titipan


Sebuah karya WS Rendra...
sejernih embun...dengan mata hati yg tulus suci, tatapilah.

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,

kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan
Nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

GENGAMAN WAKTU DAN KETIKA