September 13, 2011

Tazkirah Minggu Ini


JATIDIRI SEBAGAI MURABBI
(Untuk anak2ku…generasi pewaris)

Alangkah indahnya melangkah atas jalan dakwah ini. Alangkah manisnya bila kita dapat mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Alangkah mahalnya ungkapan ukhuah fillah yang sering meniti dibibir kita yang sumbernya datang dari lubuk hati dan jiwa kita yang tulus.

Indahnya bersama kalian. Minggu lepas kita berhari raya bersama umi@abah,abang dan adik2,saudara mara dan rakan taulan di kampung kita masing2 . Semalam ini kita meraikannya di peringkat kampus pula. Dapat berjabat salam dengan semua palajar adalah sangat seronok; menjelajah ke "booth" unit masing. Tetapi sebenarnya adalah sangat berbeza bilamana ana bersalaman dengan antum sebagai insane istimewa, insane terpilih di hati ini. Kalian sentiasa dihati.

Pada hari Isnin kita buat UG umum. Tahniah kepada yg hadir dan kita doakan moga Allah lapangkan jalan sahabat2 yg tak sempat hadir dik kerana kesibukan,kelas dan sebagainya. Moga Allah memilih kita semua untuk membenarkan hadis…”sampaikan dariku walau satu ayat”. Semoga kita tergolong dari mereka2 yg mewarisi urusan kenabian ini dan mendapat kemenangan dunia dan akhirat sepertimana yang telah dijanjikanNYa.

Marilah kita menta’kid kebersamaan kita dalam satu fikrah dan harakah. Kita semua bertemu dalam cinta kepada Allah, bersatu dalam dakwah. Di sini pemahaman perlu mendapat perhatian, perlu kita perdalam agar jelas bagi kita sebagaimana terangnya matahari di siang hari. Al-Fahmu sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Banna sebanyak 20 dasar (ushul isyrin)– bisa bertambah, tapi tidak berkurang. Jika jelas persepsinya, benarlah gerakannya.

Al-Banna berkata, dakwah ini perlu pemahaman yang detail dan menyeluruh. Sebagaimana dijelaskan oleh Roghib Asfahani bahwa tugas kita adalah memakmurkan alam, menjadi khalifah di muka bumi, dan beribadah kepada Allah dengan manhaj dan syariahNya.

Tiga perkara itu harus jelas, karena itu merupakan tujuan pencintaan manusia. Agar jalannya jelas, dan amal kalian adalah untuk merealisasikan tiga hal itu. Tugas ini Allah menamakan di dalam Al-Qur’an sebagai amanah. Apabila disebutkan amanah maka awaslah dengan keingkaran kita terhadap amanah itu apabila kita dilantik sebagai utusan.

إِنَّا عَرَضْنَا الأمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الإنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولا
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”. (Al-Ahzab:72)

Dari ayat ini kita tahu bahwa mihwar pertama seorang hamba yg bergelar daie’ itu adalah merealisasikan ketakwaan dalam dirinya. Kerana ketaqwaan menjadi roh dan asas kepada keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalankan amanah. Hal ini harus menjadi perhatian setiap murabbi. Jika benar di sini maka akan benar pula penghujungnya. Jika keruh air di hulu mungkinkah jernih di muara. Jika salah, maka akan salah dan tersesat jalan kita.Maka ingatlah ketaqwaan menjadi agenda utama dalam manhaj hidup kita.

Setelah menemui jalan takwa, fahamilah pula husnul khuluq. Bai’at (akur janji) antara kalian dan Allah dibangun di atas akhlak, hubungan antara kalian dengan Allah.

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”. (At-Taubah:111)

Maka berbahagialah dengan bai’at kalian. Siapakah mereka yang beruntung yang mendapat kemenangan ini?

التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang berpuasa, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah; dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (At-Taubah:112)

Mereka yang memiliki lapan sifat sebagaimana yg dinyatakan dalam ayat itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Dan, itulah jatidiri kita!!!!.Inilah jatidiri kita senagai dai'e, sebagai murabbi dan khalifah.

Demi Allah ana mewasiatkan kepada antum/antunna dan kepada diri sendiri supaya perkukuhkan jatidiri kerana inilah perbekalan utama dijalan dakwah ini. Dan inilah sunnah orang2 terdahulu yg telah mendapat kemenangan dan pertolongan Allah.

GENGAMAN WAKTU DAN KETIKA