DIA datang lagi...
Ramadhan Datang lagi... Rinduku mengamit lagi...
Untuk mengetahui berapalah harga Satu Tahun,
Tanyakan pada seorang yg mencintai ramadhan
Baru semalam syawal berlalu...kini Ramadhan datang lagi.
Baju raya dulu masih baru lagi...baru beberapa kali di sarungkan dibadan
Untuk mengetahui berapalah harga Satu Bulan,
Tanyakan pada seorang Ibu yang melahirkan
bayi prematur (yg anaknya meninggal).
Untuk mengetahui nilai Satu Minggu,
Tanyakan pada sehelai baju jubah
Yang sering kamu pakai utk solat jumaat
(rasanya baru semalam aku pakai baju ini)
Untuk mengetahui nilai Satu Hari,
Tanyakan pada seorang buruh harian
yang punya12 anak untuk diberi makan.
Untuk mengetahui nilai Satu Jam,
Tanyakan pada kekasih yang menunggu
waktu untuk bertemu dgn pemilik dicintainya
Untuk mengetahui nilai Satu Minit,
Tanyakan pada seorang yang ditinggal pesawat.
sedang tiketnya hangus...dan luputnya tempat yg perlu dia tuju
Untuk mengetahui nilai Satu saat,
Tanyakan pada seorang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk mengetahui nilai Satu Milidetik
Tanyakan pada seorang yang gagalmemecahkan rekod Olympic
walaupun bezanya o.o1 saat
Untuk mengetahui nilai sebuah kehidupan
Tanyakan kepada orang yang sedang diambang kematian (nazak)
Menunggu untuk dipadamkn semua pancaindernya utk selama-lamanya...
Seluruh kehidupannya berkumpul dlm mindanya pada saat itu.
"Ya Allah jadikanlah aku insan yg memanafaatkan masaku sebaik2nya. Berkatilah umurku atas jalan kebaikan. Jadikanlah setiap nafas tarik dan hembusku adalah dalam kerahmatanMu dan keberkatanMU...Ampunilah aku atas semua kealpaanku itu. jadikanlan aku sebaik2 manusia dan bermanafaat. Kirniakanlah esokku adalah lebih baik dari hari ini dan hari ini kebih baik dari semalam."
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, aku lebih suka berperang di jalan Allah dan mendapat syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali." (Riwayat al-Bukhari)
August 10, 2009
Maqam Syuhada: Bertabura bunga-bunga cinta
Siri8: Menjelaskan erti..."Aku Mencintai Allah"
(sila baca siri 1 hingga siri 7)
Minggu lepas (4 ogos) Ana diminta oleh Jak Perwkilan Pelajar untuk menyampaikan Suatu Sesi ESQ:"Mencari Cinta". Sesi ESQ ini adalah sebahagian dari program Minggu Penghayatan Islam bagi Kampus Sultan Mizan. Tetapi agak terkilan kerana masa tidak mencukupi…so, sesi itu tak sampai kekemuncaknya….Tak sampai kepada hakikat mencari Cinta yg sebenarnya.
So…harap tazkirah ini boleh menjadi intro…dan harap akan diadakan siri2 "ESQ:Mencari Cinta".. satu masa nanti. #Kalau panjang cikit artikel ini maaflah ek..
Kisah-kisah dibawah ini menggambarkan keadaan diatas dimana kita ingin belajar mencintai Tuhan dengan hati yang ihklas dan tulus tetapi meraba-raba darimana harus memulainya. Ada juga yang ingin dekat kepadaNya tetapi tidak pernah sekalipun melangkah kakinya untuk memulai perjalanan menuju hadrat Ilahi. Mari kita pelajri hikmah dari kisah-kisah dibawah ini.
Kisah1: Seseorang bertanya kepada Yusuf bin al-Husain:
“Apakah yang harus aku lakukan agar aku bisa dekat dengan Tuhan?”, tanyanya.
“Ceritakan rahasiamu kepadaNya, dan jangan sampai ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui rahasianya. Melalui hal itu, sebuah tali keimanan akan tumbuh kepada Ilahi.
Orang itu melanjutkan pertanyaannya: “Hanya itukah yang akan membantuku dekat denganNya?”
“Dirikan hubungan yang teguh di awal perjalanan spiritualmu. Beribadahlah. Memiliki niat yang kuat juga penting. Dan jika memungkinkan, nikmati kesunyian, itu akan lebih baik.” Jawab al-Husain.
“Tetapi bagaimana aku mencapai tahap dimana aku bisa berkomunikasi denganNya?” tanyanya kembali.
“Aku telah menjelaskan apa yang engkau butuhkan” kata al-Husain. Tetapi engkau ingin mencapai sebuah akhir sebelum engkau memulainya, dan hal itu tidak mungkin.
Kisah2: Seorang pengembara tiba pada sebuah kampung dimana Abu Yazid al-Bisthami tinggal. Ia bertemu kepada al-Bisthami kemudian bertanya kepadanya.
“Ajarkan aku cara yang paling cepat menuju Tuhan”
al-Bisthami menjawab: “Cintai Dia dengan seluruh kekuatanmu.”
“Itu sudah kulakukan”, seru pengembara tersebut.
“Lalu kau perlu dicintai oleh orang lain.” Jawab al-Bisthami.
“Tetapi mengapa?” tanyanya kembali.
“Karena Tuhan melihat hati setiap manusia. Ketika Ia mendatangimu, tentu saja Ia akan melihat cinta yang kau miliki kepadaNya dan Ia akan bahagia. Bagaimanapun, jika Ia juga menemukan namamu tertulis dengan penuh cinta dihati orang lain, Ia pasti akan jauh lebih memperhatikanmu.”
Kisah3: “Mengapa engkau menghabiskan waktu kami dalam mencari Tuhan jika engkau begitu mengenalNya dengan baik?”, tanya para murid Hasan al-Bashri. “Engkau bisa langsung menjelaskan kepada kami seperti apa Dia.”
“Benar”, jawab Hasan al-Bashri. Tetapi hal ini terjadi karena suatu hari ketika aku sedang berdiri didepan sebuah rawa-rawa, aku melihat ada seorang pemuda yang bersiap-siap untuk menyeberanginya. Aku berteriak: “Hati-hati disana, kau bisa terpeleset dibatunya dan engkau akan basah kuyup!”
pemuda itu menjawab: “Jika itu terjadi, hanya aku yang akan kotor. Jadi Hasan, jika kau terpeleset dan jatuh di jalanmu, seluruh muridmu akan ikut terpeleset dan jatuh bersamamu.”
“Pada saat itu aku mengerti bahwa Tuhan adalah suatu pencarian pribadi, setiap orang bertanggungjawab atas pencariannya. Seorang master bisa berbagi pengalamannya, tetapi tidak pada hasilnya.”
Yusuf Bin al-Husain meninggal tahun 304 H/916 M.
Abu Yazid Thaifur bin ‘Isa bin Surusyan al-Bisthami lahir di Bustham yang terletak di bagian Timur Laut Parsi. Meninggal sekitar tahun 261 H/874 M - 264 H/877 M.
Hasan bin Abil Hasan al-Bashri lahir di kota Madinah pada tahun 21 H/642 M. Mereka semua adalah guru sufi agung yang memperkaya khazanah para pencari Tuhan.
biografi diambil dari buku Para Aulia karya Farid al-Din Attar.
Ulasan saya dari 3 cerita ini:…..
(InshyaAllah saya akan huraikan dngn terperinci bagi 3 cerita ini dalam 3 siri tazkiran kemudian nnti)
(sila baca siri 1 hingga siri 7)
Minggu lepas (4 ogos) Ana diminta oleh Jak Perwkilan Pelajar untuk menyampaikan Suatu Sesi ESQ:"Mencari Cinta". Sesi ESQ ini adalah sebahagian dari program Minggu Penghayatan Islam bagi Kampus Sultan Mizan. Tetapi agak terkilan kerana masa tidak mencukupi…so, sesi itu tak sampai kekemuncaknya….Tak sampai kepada hakikat mencari Cinta yg sebenarnya.
So…harap tazkirah ini boleh menjadi intro…dan harap akan diadakan siri2 "ESQ:Mencari Cinta".. satu masa nanti. #Kalau panjang cikit artikel ini maaflah ek..
Bisakah kita menjelaskan Hakikat@Erti Cinta kepada Tuhan? Kalau kita melihat kembali Kitab Suci@hadis2, terdapat banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang hakikat Tuhan, tetapi setelah diteliti lebih jauh semua penjelasan tersebut hanya terbatas pada sifat-sifatNya. Tuhan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata karena kata-kata hanya bisa menjelaskan suatu wujud yang berada pada dimensi ruang dan waktu sedangkan Tuhan melampaui dimensi ruang dan waktu. Lebih sukar lagi utk menjelaskan bagaimana rasanya jatuh cinta kepada Allah. Tatapi ramai org yg mengungkapkannya. Tetapi sy tidak pasti bahawa fahamkah mereka itu, sedalam manakah cinta mereka itu?. Kerana mencintai Allah dan rasul itu mempunyai tingkat2 dan beribu-ribu maqam. Siapalah kita ini?. tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan “rasa”. Tetapi “rasa” adalah sifat hati. Sama halnya dengan Tuhan, tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkanNya tetapi Ia bisa kita rasakan dengan hati. Hati kita adalah wasilah utk merasai dan menujuNya. Maka hati yg bagaimana mampu merasainya dan meraihNya…?
Melalui hati, kita dekat kepadaNya. Melalui hati kita menuju Cahaya Agung cinta Agung. Melalui hati zat dan sifat Allah berkembang dan memenuhi setiap ruang dan rasa. Sebagaimana yg sebutkan dengan penuh Cinta dan Kasih Sayang didalam Hadis Qudsi “Aku adalah Khazanah yang terpendam. Aku rindu ingin diketahui, untuk itu Aku menciptakan mahluk”. Mari kita menggapai KhazanahNya melalui hati yang suci. Hati yang di ridhai olehNya. InsyaAllah.
Melalui hati, kita dekat kepadaNya. Melalui hati kita menuju Cahaya Agung cinta Agung. Melalui hati zat dan sifat Allah berkembang dan memenuhi setiap ruang dan rasa. Sebagaimana yg sebutkan dengan penuh Cinta dan Kasih Sayang didalam Hadis Qudsi “Aku adalah Khazanah yang terpendam. Aku rindu ingin diketahui, untuk itu Aku menciptakan mahluk”. Mari kita menggapai KhazanahNya melalui hati yang suci. Hati yang di ridhai olehNya. InsyaAllah.
Kisah-kisah dibawah ini menggambarkan keadaan diatas dimana kita ingin belajar mencintai Tuhan dengan hati yang ihklas dan tulus tetapi meraba-raba darimana harus memulainya. Ada juga yang ingin dekat kepadaNya tetapi tidak pernah sekalipun melangkah kakinya untuk memulai perjalanan menuju hadrat Ilahi. Mari kita pelajri hikmah dari kisah-kisah dibawah ini.
Kisah1: Seseorang bertanya kepada Yusuf bin al-Husain:
“Apakah yang harus aku lakukan agar aku bisa dekat dengan Tuhan?”, tanyanya.
“Ceritakan rahasiamu kepadaNya, dan jangan sampai ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui rahasianya. Melalui hal itu, sebuah tali keimanan akan tumbuh kepada Ilahi.
Orang itu melanjutkan pertanyaannya: “Hanya itukah yang akan membantuku dekat denganNya?”
“Dirikan hubungan yang teguh di awal perjalanan spiritualmu. Beribadahlah. Memiliki niat yang kuat juga penting. Dan jika memungkinkan, nikmati kesunyian, itu akan lebih baik.” Jawab al-Husain.
“Tetapi bagaimana aku mencapai tahap dimana aku bisa berkomunikasi denganNya?” tanyanya kembali.
“Aku telah menjelaskan apa yang engkau butuhkan” kata al-Husain. Tetapi engkau ingin mencapai sebuah akhir sebelum engkau memulainya, dan hal itu tidak mungkin.
Kisah2: Seorang pengembara tiba pada sebuah kampung dimana Abu Yazid al-Bisthami tinggal. Ia bertemu kepada al-Bisthami kemudian bertanya kepadanya.
“Ajarkan aku cara yang paling cepat menuju Tuhan”
al-Bisthami menjawab: “Cintai Dia dengan seluruh kekuatanmu.”
“Itu sudah kulakukan”, seru pengembara tersebut.
“Lalu kau perlu dicintai oleh orang lain.” Jawab al-Bisthami.
“Tetapi mengapa?” tanyanya kembali.
“Karena Tuhan melihat hati setiap manusia. Ketika Ia mendatangimu, tentu saja Ia akan melihat cinta yang kau miliki kepadaNya dan Ia akan bahagia. Bagaimanapun, jika Ia juga menemukan namamu tertulis dengan penuh cinta dihati orang lain, Ia pasti akan jauh lebih memperhatikanmu.”
Kisah3: “Mengapa engkau menghabiskan waktu kami dalam mencari Tuhan jika engkau begitu mengenalNya dengan baik?”, tanya para murid Hasan al-Bashri. “Engkau bisa langsung menjelaskan kepada kami seperti apa Dia.”
“Benar”, jawab Hasan al-Bashri. Tetapi hal ini terjadi karena suatu hari ketika aku sedang berdiri didepan sebuah rawa-rawa, aku melihat ada seorang pemuda yang bersiap-siap untuk menyeberanginya. Aku berteriak: “Hati-hati disana, kau bisa terpeleset dibatunya dan engkau akan basah kuyup!”
pemuda itu menjawab: “Jika itu terjadi, hanya aku yang akan kotor. Jadi Hasan, jika kau terpeleset dan jatuh di jalanmu, seluruh muridmu akan ikut terpeleset dan jatuh bersamamu.”
“Pada saat itu aku mengerti bahwa Tuhan adalah suatu pencarian pribadi, setiap orang bertanggungjawab atas pencariannya. Seorang master bisa berbagi pengalamannya, tetapi tidak pada hasilnya.”
Yusuf Bin al-Husain meninggal tahun 304 H/916 M.
Abu Yazid Thaifur bin ‘Isa bin Surusyan al-Bisthami lahir di Bustham yang terletak di bagian Timur Laut Parsi. Meninggal sekitar tahun 261 H/874 M - 264 H/877 M.
Hasan bin Abil Hasan al-Bashri lahir di kota Madinah pada tahun 21 H/642 M. Mereka semua adalah guru sufi agung yang memperkaya khazanah para pencari Tuhan.
biografi diambil dari buku Para Aulia karya Farid al-Din Attar.
Ulasan saya dari 3 cerita ini:…..
(InshyaAllah saya akan huraikan dngn terperinci bagi 3 cerita ini dalam 3 siri tazkiran kemudian nnti)
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Utk Liqa' Usari kali ini Ana pinjam tulisan Ustaz Aadtif dari majalah JOM. Ibarat rumah kita yang cantik,nyaman dan selesa. Ses...
-
JOM…Susuri jalan yang damai Anak2ku dan sahabat tercinta… Kalaulah jalan dakwah ini dipenuhi hamparan permaidani INDAH sudah pas...
-
Di suatu petang, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang asyik baca Quran… “Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa nak?” tanya sang ayah…...