Rasulullah s.a.w. bersabda, "Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, aku lebih suka berperang di jalan Allah dan mendapat syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali." (Riwayat al-Bukhari)
February 8, 2010
Si Tua Dengan Sepatunya
Pada suatu hari saya menaiki bas utk pulang kekampung. Saya masuk kedalam bas lebih awal sebelum bas bergerak dari stesen untuk mengelak kesesakan. Agak lama menunggu...akhirnya tibalah waktu bas bertolak. Driver bas sudah sedia berlepas dan apabila bas mulai bergerak tiba-tiba saya lihat ada seorang tua yg bergegas untuk menaiki bas yang sama. Orang tua tersebut berlari dan berjaya melepasi pintu yg hampir tertutup itu. Tetapi dalam kelam kabut itu, sepatu sebelah kaki kirinya tersangkut dan terjatuh sejurus sebelum pintu tertutup. Saya memerhatikan orang tua itu dari jauh, orang tua itu kelihatan tenang saja. Apabila bas mulai bergerak orang tua itu dengan tenang mencampakkan sepatunya yang sebelah kanan melalui jendela dan beliau duduk disebelah saya dengan tenang sambil tersenyum. Sayapun menyapa orang tua itu ” Saya memerhatikan apa yg Pak Cik lakukan tadi, Mengapa P Cik melepaskan sepatu yang sebelah lagi?”. Dengan tenang P Cik tu menjawab ” Supaya sesiapa saja menemui sepatu aku itu dapat memanfaatkannya”.
Inilah istiwa jiwa yang tenang, berpandangan jauh dan dipenuhi kerahmatan dan kekayaan. Pengalaman adalah guru terbaik dan jujur...fahamlah saya bahawa;
1.Jangan kita pertahankan sesuatu yang kita sahaja ingin memilikinya atau tidak mahu orang lain memilikinya.
2.Kita kehilangan banyak hal dalam hidup kita, tetapi seolah takhdir tidak adil pada diri kita , namun ianya guru kepada kita supaya terang berfikir Positif, dapat diertikan supaya kita menjadi sdewasa secara emosional dan spiritual.
3.Sedarlah bahawa pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu harus terjadi. Seandainya tidak terjadi kehilangan maka mungkin tidak datang yg baru.
4.Tuhan telah menentukan bahwa, Itulah waktunya si tua itu sepatutnya melepaskan sepatunya dan nanti dia dapat mengantikannya dengan yg lebih baik.
5.Satu sepatu hilang adakah yg satu lagi itu bernilai...mungkin orang lain lebih memerlukannya...mungkin sepatu jadi sangat berharga bagi pengemis jalanan...si miskin
6.Berkeras mempertahankannya tidak menjadikan kita orang yang bijak atau menjadikan dunia ini lebih baik.Kita harus memutuskan bilakah sesuatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita atau bilakah kita lebih baik bersama-sama seseorang yg lain. Dan pada saatnya kita berupaya mengumpulkan keberanian untuk mlepaskannya.
”moga kita menjadi orang yg lebih lebih bijak cerdas emosi dan spiritualnya”
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Utk Liqa' Usari kali ini Ana pinjam tulisan Ustaz Aadtif dari majalah JOM. Ibarat rumah kita yang cantik,nyaman dan selesa. Ses...
-
JOM…Susuri jalan yang damai Anak2ku dan sahabat tercinta… Kalaulah jalan dakwah ini dipenuhi hamparan permaidani INDAH sudah pas...
-
Di suatu petang, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang asyik baca Quran… “Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa nak?” tanya sang ayah…...