Rasulullah s.a.w. bersabda, "Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, aku lebih suka berperang di jalan Allah dan mendapat syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali untuk mendapatkan syahid, dan dihidupkan kembali." (Riwayat al-Bukhari)
October 12, 2011
TiTIPAN IMAN...
...Buat Anak2 Yg Akan Pergi Daurah Minggu Ini
Moga Allah lapangkan dadamu. Permudahkan langkah kamu utk kesana. Diampunkan dosa dan digantikan dengannya satu pahala bagi setiap langkah musafir kalian kesana. Setiap saat berjalan bersama2 ikhwah adalah hitungan rahmat Allah yg melimpah. Maqbul doa kamu dengan musafir dan menuntut Ilmu. Diberikan kepadamu pahala jihad... "Sesungguhnya kemanisan iman hanya dinikmati oleh orang2 yg berkorban atas jalanNya".
Anak2...
Terlalu sering aku berpesan, agar kita tidak gagal dalam menikmati jalan dakwah ini. Dalam berbagai ruang bicara dan tulisan, aku selalu mengajak dan mengingatkan, agar kita selalu menjadikan jalan dakwah ini sebagai sesuatu yang kita nikmati. Segala renik yang ada di sepanjang jalannya: suka dan duka, tawa ria dan air mata, kemenangan dan kepedihan, tantangan dan kekuatan, lelah dan payah semua itu adalah bahagian yang harus bisa kita reguk kenikmatannya.
Nikmat?...
Di antara doa yang sering ana munajatkan adalah, “Ya Allah, wafatkan aku dalam suasana mencintai jalan dakwahMu, dan jangan wafatkan aku dalam membenci jalan ini.” Tentu saja bersama doa-doa permohonan lainnya. Diri ini ingin menjadi seseorang yang mengurai kembali ikatan yang telah direkatkan, mengungkit segala yang telah diberikan, dengan perasaan menyesal dan meratapi segala yang pernah terjadi di jalan ini.
Siapalah diri ini selain hanyalah seseorang yang ingin mendapatkan banyak kemuliaan di jalan ini. Mendapatkan banyak saudara, mendapatkan banyak ilmu, memiliki banyak pengalaman, mengkristalkan banyak hikmah, menguatkan berbagai potensi diri, menajamkan mata hati dan mata jiwa. Luar biasa; sebuah jalan yang membawa barakah yg melimpah. Maka, merugilah mereka yang telah berada di jalan ini tetapi tidak mampu menikmatinya.
Maka mari kita nikmati jalan dakwah ini, “sebagai apapun” atau “tidak sebagai apapun” kita. Posisi-posisi dalam dakwah ini datang dan pergi.Pangkat murabbi atau mutarabbi bukannya erti kemuliaan tetapi hanya pengagihkan kerja dan amanah. Yg bisa datang, bisa pergi, bisa kembali lagi, bisa pula tidak pernah kembali. Bisa “iya” bisa “tidak”. Saya menjadi masu'ul,pengurus program, pemimpin dan semacam itu; atau tidak menjadi pengurus, tidak menjadi pemimpin, tidak menjadi apapun yang bisa disebut.
Kita semua siapa ?
“Saya pengurus dakwah”. Ini bisa disebut.
“Saya mengurus jaulah”. Ini juga bisa disebut.
“Saya mengatur rehlah”. Ini sangat mudah disebut.
“Saya ketua komandan mukhayyam". Ini cepat disebut.
Tapi, kita semua siapa, siapa mereka di luar sana dan siapa disisi ?
“Saya orang yang selalu berdakwah. Saya tak pernah jemu memberikan masa dan umur kepada dakwah. Pagi, petang siang malam. Kelelahan adalah kenikmatan. Perjuangan adalah kemuliaan. Saya sebenarnya tidak tahu, apa nama diri saya. Karena saya lebih suka memberikan sesuatu yg terbaik utk dakwah, daripada mencari definisi saya sebagai apa di jalan ini”.
Ya. Nikmati saja jalan ini. Sebagai apapun, atau tidak sebagai apapun diri kita di jalan dakwah. Jangan sampai ketinggalan. Jangan terbiarkan futur dan mundur.
Kerana hanya kita yg mengerti bagaimana menikmati jalan ini!!!!...
"Yaa Allah ampunilah aku kerana kelalaian ini. Kelemahan dan kecuaianku memimpin tangan mereka yg bakal mewarisi risalah ini. Maafkanlah aku ya Allah, maafkanlah aku".
"Selamat jalan dan selamat kembali...selamat menikmati jalan dakwah ini"
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Utk Liqa' Usari kali ini Ana pinjam tulisan Ustaz Aadtif dari majalah JOM. Ibarat rumah kita yang cantik,nyaman dan selesa. Ses...
-
JOM…Susuri jalan yang damai Anak2ku dan sahabat tercinta… Kalaulah jalan dakwah ini dipenuhi hamparan permaidani INDAH sudah pas...
-
Di suatu petang, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang asyik baca Quran… “Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa nak?” tanya sang ayah…...