April 11, 2011

Jendela Diri

"Bagaimanalah kita nak mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita?. Juga... bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama? Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita. Mereka tidak akan bilang bahwa "lutut" mereka luka atau mereka "takut air", mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan kata berenang itu membosankan dll. Itulah cara mereka mempertahankan diri".

Seorang guru adalah murabbi sedang seorang murabbi adalah seorang dai'e
seorang dai'e adalah pembawa kerahmatan ibarat air hujan dari langit yang menuruni gunung dan lembah. Menabur rezki dan membawa kerahmatan disepanjang jalan dia mengalir.
seorang dai'e mewarisi sifat sabar, teduh akhlaknya, nyaman bicaranya,berpandangan jauh dan tabah.
Seorang dai'e bukannya penghukum, pencela, pengkritik dan bruruk sangka.
Seorang dai'e bukannya mudah kecewa, menyerah kalah, berpenyakit malas, lemah fikiran.
Dai'e adalah pewaris risalah kenabian

4 comments:

Muhammad Hafifi said...
This comment has been removed by the author.
Muhammad Hafifi said...

Assalamualaikum..

Pesanan Buat DiriKu Yang sering lupa dalam dunia perguruan...

Sungguh tertarik dengan cerita ustaz.. itulah dia pandangan manusia yang hanya melihat apa yang tersurat bukan yang tersirat.. disebalik apa yang berlaku ada permasalahan yang sering timbul dalam pembikinan sesuatu jalan cerita kehidupan..

Guru mestilah menjadi nilai yang baik kepada anak didik mereka.. tidak guna hanya dengan berkata-kata tanpa menterjemahkannya melalui perbuatan.. kepada guru yang belum mencapai tahap nilai melalui perbuatan akan meresa keluh kesah.. samada darisudut diri mereka ataupun pelajar.. sering merungut kononnya anak didik mereka degil dan sebagainya.. padahal asal mulanya daripada mereka sendiri.. bukankah Allah murka kepada mereka yang tuturnya tidak selari dengan perbuatannya? (surah Saff ayat2)..

Tanamlah sikap memberi dalam setiap sesi pengajaran. Memberi bukan untuk mendapat gaji semata-mata.. tetapi memberi untuk mendapat nilai akhirat yang jauh berbanding dunia.

Dalam apa jua yang hendak dilakukan, berusahalah sedaya mungkin untuk kita suka dan impikan. Jika tidak dapat, tanamlah satu sikap dimana Allah akan berikan apa yang kita “perlu” berbanding apa yang kita “suka”. Memberi biarlah dengan kualiti jiwa (kasih sayang) dan sedikit diselangi dengan kualiti masa dan harta. ingatlah yang Kasing sayang itu percuma tetapi terlalu berharga.

Abuuwais said...

Masya Allah...moga Allah merahmati anta fifi. 2 perkara yg menyentuh naluri ana;1. Kasih sayang yang kita beri adlah percuma tetapi sangat mahal harganya. Memang orang yg bisa memberi cintanya,kasih sayang kerana Allah tanpa balasan adalah mereka yg mewarisi sifat allah, akhlak kenabian, warisan para rasul dan syiar para mukhlisin. Sebenarnya dialah yang mendapat taufiq dari Allah. Itulah memberi tanpa syarat..."unconditional love". Macam mak/ayah menyayangi anak2...tak pernah mengharap balasan, walau kadang anak2 tak pernah faham apalagi utk menghargainya; tetapi ibu/ayah itu tetap memberi hingga kehujung hayatnya. wahai anak2 sekelian belajarlah memiliki sifat ini...nanti bila jadi Murabbi antum mudah utk "memberikan hatimu kepada anak2 didik kerana mereka pasti akan memberikan hatinya kepadamu".
2. Sepanjang jalanan kehidupam permasalahan yang sering timbul adalah sebenarnya tarbiah dari Allah secara terus. Ambillah ibrah sedalam2nya dalam roh keimanan. Begitulah caranya alam mengajar kita erti kehidupa. Jiwa yg tenang dapat menjaring kemuliaan dari semua jalan ceritanya. Jiwa rabbani pasti dapat melihat melalui kacamata iman yg 'amoq. itulah namanya jiwa yg mutmainnah, jiwa yg tenang, jiwa yg memaafkan semua manusia, jiwa yg berpandangan jauh, itulah jiwa yg merdeka dari manusia kerana dia berada tinggi dialam malakut, fana' dalam ta'bud pada hakikat zat dan sifat rabb yg maha agung. Mereka yg berada di maqam ini dalam ketawanya tangis dan dalam tangisnya ada tawa...oppss..hmmm susah nak faham.

Abuuwais said...

Belajarlah untuk memberi sebanyak2nya bukannya untuk menerima sebanyak2nya..."Filem Laskar Pelangi". Dr A'id AlQarni dalam "Laa tahzan" kata Carilah kebahagiaan dengan memberi.Ana ingin berkata kebijaksanaan dan hemah diri akan sirna apabila seseorang itu menjadi terlalu angkuh untuk menangis, terlalu serius untuk tertawa,terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali dirinya sendiri, terlalu bebal untuk memberi dan terlalu bakhil dengan kemaafan.

GENGAMAN WAKTU DAN KETIKA